• Sedang Berkunjung

  • Statistik Kunjungan

    • 27.917.483 hits
  • Negara Pengunjung

    Flag Counter
  • Arsip Tulisan

  • Kategori

  • Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

    Bergabung dengan 8.377 pelanggan lain
  • Komentar Baru

    Kak Ichsan pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Asli Arpani pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Harvest Moon: Light… pada Lirik Lengkap Indonesia Raya (…
    andri pada Download Indeks Alquran 30 Juz…
    alex sutja pada Kalender: Nama Bulan Masehi, H…
    stevenz pada Lambang Nahdlatul Ulama (NU) d…
    Bahagia dengan Menci… pada Pemakaian Tanda Tanya (?) dan…
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Matsan Saga pada Partitur Paduan Suara Himne…
    ayu cahyani pada Lagu Pramuka: Kelana Rimb…
    Kak Ichsan pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    Subandi pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    ugick adjach pada Puisi: Aku (Chairil Anwar…
    Kak Ichsan pada Tujuan dan Manfaat NISN
  • RSS Partitur Piano

  • RSS Partitur Paduan Suara

  • RSS Partitur dan Kunci Gitar

  • MP3 Pilihan

  • Pintu Khusus

  • Cek Tagihan

  • RSS Lagu Daerah

  • RSS Sayembara

Penghargaan Citra Pesona Wisata 2010


Dalam    rangka    mendorong  dan  meningkatkan  kualitas pelayanan  daya  tarik  wisata  Indonesia  yang  berwawasan lingkungan,  Kementerian  Kebudayaan    dan    Pariwisata memberikan penghargaan kepada  pengelola daya   tarik  wisata yang  berwawasan  lingkungan.

Pembangunan  dan  pengembangan  daya  tarik wisata  ke  depan perlu  didasarkan  atas  :  (1)  Memanfaatkan  lingkungan  secara lestari;  (2)  Partisipasi  aktif  masyarakat;  (3)  Bermuatan pendidikan,  pembelajaran  dan  rekreasi;  (4)  Berdampak  negatif minimal;  (5)  Memberikan  sumbangan  positif  terhadap pembangunan ekonomi daerah.

Untuk  mendorong  setiap  pengelola  daya  tarik  wisata  yang berprestasi  dan  berpartisipasi  aktif  dalam  meningkatkan pengembangan daya  tarik wisata, Pemerintah akan memberikan penghargaan  Citra  Pesona  Wisata  atau  CIPTA  Award. Penghargaan Citra Pesona Wisata mengandung arti   “daya  tarik wisata yang memikat “.

Lingkup  pemberian  penghargaan  Citra  Pesona  Wisata  atau CIPTA  Award  adalah  pengelola  daya  tarik  wisata  alam  di Indonesia yang dibagi menjadi 3(tiga) kelompok sebagai berikut :

  1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
  2. Badan  Usaha  Milik  Negara  (BUMN)  Badan  Usaha  Milik Daerah (BUMD), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS);
  3. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), kelompok masyarakat atau perorangan.
  • Maksud : Memberikan  penghargaan  kepada  pengelola  daya  tarik  wisata yang  mengelola  daya  tarik  wisata  secara  berkelanjutan  dan berwawasan lingkungan.
  • Tujuan: Mendorong  pengelola  untuk  meningkatkan  kualitas  daya  tarik wisata  dan  kapasitas  pengelolaan  yang  berkelanjutan  dan  berwawasan lingkungan.
  • Sasaran: a)  Meningkatnya  kesadaran  dan  kebanggaan  pengelola  akan daya tarik yang berwawasan lingkungan; b)  Terlaksananya pemberian penghargaan Citra Pesona Wisata atau CIPTA Award.
  • Kriteria Penilaian
  1. Aspek lingkungan, yang meliputi daya dukung, pengelolaan dampak akibat aktivitas pariwisata, mekanisme monitoring lingkungan, kepatuhan terhadap dokumen legalitas lingkungan.
  2. Aspek ekonomi, meliputi peningkatan pendapatan bagi lokal, tenga kerja, kepuasan pengunjung, dan nilai jual.
  3. Aspek sosial budaya.
  • Waktu: Usulan dapat dikirim mulai 1 Juni s.d. 30 Juni 2010 ke Sekretariat Penghargaan Citra Pesona Wisata/ CIPTA Award : Direktorat Produk Pariwisata, Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta Pusat 10110

Unduh Buku Pedoman Penghargaan Citra Pesona Wisata 2010

Lomba Foto Sadar Wisata 2010


Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menyelenggarakan Lomba Foto Sadar Wisata terbuka untuk umum. Hadiah utama berupa uang 10 juta dan trofi dari menteri.

Bagi 100 foto nominasi terbaik akan diikutkan dalam suatu pameran. Foto-foto pemenang akan dipamerkan pada 30, 31 Juli dan 1 Agustus 2010. Pada hari terakhir pameran, hadiah bagi pemenang akan diserahkan.

Tema lomba: Sadar Wisata

Memperebutkan hadiah

Juara I : Rp 10 juta + Trophy Menteri + Piagam
Juara II : Rp 7,5 juta + Trophy Menteri + Piagam
Juara III : Rp 5 juta + Trophy Menteri + Piagam
Harapan I : Rp 3 juta + piagam
Harapan II : Rp 2 juta + piagam
Harapan III : Rp 1 juta + piagam
Door Prize : Rp 3 juta

Juri

Arbain Rambey Ahli Fotografi (Kompas)
Sigit Pramono Ahli Fotografi
Darwis Triadi Ahli Fotografi
Erwin Nurdin Pemerhati Fotografi
Bambang Wijanarko Ahli Fotografi

Ketentuan Lomba Umum

  1. Tidak dipungut biaya dan Terbuka untuk umum (Panitia dan Dewan Juri tidak diperkenankan mengikuti lomba)
  2. Foto yang diperlombakan harus mengangkat salah satu atau lebih unsur dari Sapta Pesona, yaitu: Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah, & Kenangan
  3. Jumlah foto peserta dibatasi maksimal 5 foto
  4. Foto merupakan milik pribadi (bukan karya orang lain), dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba.
  5. Rekayasa digital diizinkan sebatas sama dengan yang biasa dilakukan dalam kamar gelap fotografi film
  6. Lokasi obyek pengambilan foto di wilayah Destinasi Pariwisata seluruh Indonesia

Pengiriman

  1. Foto cetak ukuran sisi panjang minimum 30 cm dan menyerahkan file digital dengan sisi panjang minimum 3000 pixel disimpan dalam format JPG medium (minimum skala 6) dalam bentuk CD. Format nama file digital: namapeserta_judul_lokasipemotretran. Foto digital harus masih mengandung EXIF. Untuk foto yang dibuat dengan film harus menyertakan klise asli.
  2. Dibalik foto harus dilekatkan kertas yang memuat data: Judul foto; Nama dan Alamat pemotret; No. Telp dan Hp, Peristiwa dan lokasi foto dan data teknis.
  3. Semua karya foto dimasukkan ke dalam amplop tertutup dan di sudut kiri atas amplop ditulis Lomba Foto Sadar Wisata 2010
  4. Foto dapat diantar langsung pada hari kerja atau dikirim ke Sekretariat Panitia Lomba, selambat-lambatnya di terima panitia tanggal 10 Juli 2010

Penilaian

  1. Foto yang masuk akan dinilai oleh Dewan Juri pada tanggal 16 Juli 201
  2. Panitia berhak mendiskualifikasi peserta sebelum dan sesudah penjurian apabila dianggap melakukan kecurangan
  3. Keputusan Dewan Juri sah dan tidak dapat diganggu gugat

Kriteria Rekayasa Digital

  1. Dodging dan burning diperbolehkan seminimal mungkin
  2. Penggunaan teknik ruang gelap digital hanya untuk membantu mengatur kisaran tone dinamis dari sebuah foto agar mendekati kenyataan.
  3. Solarized, mezo-tinted, duo tone dan sejenisnya tidak diperbolehkan.
  4. Pemotongan (cropping) diperbolehkan.
  5. Tidak diperkenankan mengirimkan gambar berupa kombinasi lebih dari satu foto atau menghilangkan atau merubah elemen-elemen dalam satu foto.

Pemenang

  1. Foto pemenang lomba akan dipamerkan tanggal 30, 31 Juli dan 1 Agustus 2010 dan nama pemenang serta penyerahan hadiah dilakukan pada hari terakhir pameran.
  2. 100 karya foto nominasi akan dipamerkan.
  3. Semua foto pemenang lomba menjadi milik Panitia dan Panitia berhak menggunakan sebagai bahan publikasi pariwisata, tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.

Lain-lain

Panitia akan melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk melindungi karya peserta, namun Panitia tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan yang timbul selama pengiriman dan pameran

Informasi lebih lanjut dapat dilihat di website ini.

Sekretariat Panitia Lomba Foto Sadar Wisata 2010
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
Jl. Medan Merdeka Barat no.17 Jakarta 10110
Gedung Sapta Pesona Lt. 4

Lomba Wisata Jatim 2009


Pariwisata merupakan salah satu aset terpenting yang perlu menjadi perhatian segenap unsur masyarakat baik pemerintahan maupun swasta. PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai salah satu aset BUMN Telekomunikasi yang ada di Indonesia, mencoba memberikan kontribusinya dengan menyelenggarakan “Lomba Wisata Jatim 2009” dengan tema “PARIWISATA”.

Obyek Foto:

  1. Obyek Wisata
  2. Wisata Kuliner
  3. Tradisi Adat

Hadiah :

GrandPrize : Laptop (pemenang tingkat Jawa Timur)

  1. Juara 1 : Flexiberry + Speedy Prepaid
  2. Juara 2 : Flexiberry
  3. Juara 3 : Modem Flexinet

( Semua pemenang akan diberikan Piagam )

Persyaratan Lomba :

  1. Terbuka untuk umum (domisili Jatim) kecuali panitia, juri dan karyawan/ti Telkom.
  2. Periode pengambilan obyek foto dalam kurun waktu Januari 2009 sd Januari 2010.
  3. Setiap karya lomba harus mengacu kepada tema dan berada  di lokasi wilayah Jawa Timur.
  4. Karya lomba merupakan karya sendiri dan belum pernah menang dalam lomba foto apapun. Panitia tidak bertanggung jawab bila ada tuntutan hukum dari pihak lain atas karya lomba yang dikirimkan.

Baca selanjutnya . . .

Keraton Sambas


Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di sebuah kota kecil yang sekarang dikenal dengan nama Sambas. Untuk mencapai kota ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dari kota Pontianak ke arah baratlaut sejauh 175 km., melalui kota Mempawah, Singkawang, Pemangkat, dan Sambas. Lokasi bekas pusat pemerintahan terletak di tepi kota Sambas. Di daerah pertemuan sungai Sambas, Sambas Kecil, dan Teberau, pada sebuah tempat yang oleh penduduk di sebut Muare Ullakan (Desa Dalam Kaum) berdiri keraton Kesultanan Sambas.

Pusat pemerintahan Kesultanan Sambas terletak di daerah pertemuan sungai pada bidang tanah yang berukuran sekitar 16.781 meter persegi

Sungai Sambas sejak awal sejarah sudah lama dihuni manusia. Mereka bertempat tinggal di tepian sungai pada rumah-rumah rakit atau rumah kolong yang didirikan di atas tiang.

membujur arah barat-timur. Pada bidang tanah ini terdapat beberapa buah bangunan, yaitu dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar, dua buah gerbang, dua buah paseban, kantor tempat sultan bekerja, bangunan inti keraton (balairung), dapur, dan masjid sultan. Bangunan keraton menghadap ke arah barat ke arah sungai Sambas. Ke arah utara dari dermaga terdapat Sungau Sambas Kecil, dan ke arah selatan terdapat Sungai Teberau. Di sekeliling tanah keraton merupakan daerah rawa-rawa dan mengelompok di beberapa tempat terdapat makam keluarga sultan.

Bangunan keraton yang lama dibangun oleh Sultan Bima pada tahun 1632 (sekarang telah dihancurkan), sedangkan keraton yang masih berdiri sekarang dibangun pada tahun 1933. Sebagai sebuah keraton di tepian sungai, di mana sarana transportasinya perahu/kapal, tentunya di tepian sungai dibangun dermaga tempat perahu/kapal sultan bersandar. Dermaga yang terletak di depan keraton dikenal dengan nama jembatan Seteher. Jembatan ini menjorok ke tengah sungai. Dari dermaga ini ada jalan yang menuju keraton dan melewati gerbang

Di daerah pertemuan sungai Sambas dan Sambas Kecil terdapat sebuah keraton yang seluruh dindingnya dibuat dari kayu.

masuk.
Gerbang masuk yang menuju halaman keraton dibuat bertingkat dua dengan denahnya berbentuk segi delapan dan luasnya 76 meter persegi. Bagian bawah digunakan untuk tempat penjaga dan tempat beristirahat bagi rakyat yang hendak menghadap sultan, dan bagian atas digunakan untuk tempat mengatur penjagaan. Selain itu, bagian atas pada saat-saat tertentu digunakan sebagai tempat untuk menabuh gamelan agar rakyat seluruh kota dapat mendengar kalau ada keramaian di keraton.

Setelah melalui pintu gerbang yang bersegi delapan, di tengah halaman keraton dapat dilihat tiang bendera yang disangga oleh empat batang tiang. Tiang bendera ini melambangkan sultan, dan tiang penyangganya melambangkan empat pembantu sultan yang disebut wazir. Di bagian bawah tiang bendera terdapat dua pucuk meriam, dan salah satu di antaranya bernama Si Gantar Alam.
Sebelum memasuki keraton, dari halaman yang ada tiang benderanya, kita harus melalui lagi sebuah gerbang. Gerbang masuk ini juga terdiri dari dua lantai, tetapi bentuk denahnya empat persegi panjang. Lantai bawah tempat para penjaga yang bertugas selama 24 jam, sedangkan lantai atas dipakai untuk keluarga sultan beristirahat sambil menyaksikan aktivitas kehidupan rakyatnya sehari-hari.

Setelah melalui gerbang kedua dan pagar halaman inti, sampailah pada bangunan keraton. Pada bagian atas ambang pintu keraton terdapat tulisan “Alwatzsyikhubillah” yang berarti “Berpegang teguh dengan nama Allah”. Di bagian atasnya tulisan ini terdapat ukiran yang menggambarkan dua ekor burung laut yang bermakna “Kekuatan Kerajaan Sambas pada angkatan laut”, dan angka sembilan yang berarti bangunan keraton ini dibangun oleh sultan yang kesembilan.

Masjid Agung Sambas yang dibangun oleh Sultan Abubakar Tajuddin (1848-1853). Letaknya di sebelah baratdaya keraton (Dok. Puslitarkenas).

Di dalam kompleks keraton terdapat tiga buah bangunan. Di sebelah kiri bangunan utama terdapat bangunan yang berukuran 5 x 26 meter. Pada masa lampau bangunan ini berfungsi sebagai dapur dan tempat para juru masak keraton. Di sebelah kanan bangunan utama terdapat bangunan lain yang ukurannya sama seperti bangunan dapur. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat Sultan dan pembantunya bekerja. Dari bangunan tempat Sultan bekerja dan bangunan utama keraton dihubungkan dengan koridor beratap dengan ukuran panjang 5,90 meter dan lebar 1,50 meter.

Di bagian dalam bangunan tempat Sultan dan pembantunya bekerja, tersimpan beberapa benda pusaka kesultanan, di antaranya singgasana kesultanan, pedang pelantikan Sultan, gong, tombak, payung kuning yang merupakan lambang kesultanan, dan meriam lele. Meriam lele yang jumlahnya tujuh buah hingga sekarang masih dianggap barang keramat dan sering diziarahi penduduk. Masing-masing meriam yang berukuran kesil ini mempunyai nama, yaitu Raden Mas, Raden Samber, Ratu Kilat, Ratu Pajajaran, Ratu Putri, Raden Pajang, dan Panglima Guntur.

Bangunan utama keraton berukuran 11,50 x 22,60 meter. Terdiri atas tujuh ruangan, yaitu balairung terletak di bagian depan, kamar tidur sultan, kamar tidur istri sultan, kamar tidur anak-anak sultan, ruang keluarga, ruang makan, dan ruang khusus menjahit. Di bagian atas ambang pintu yang menghubungkan balairung dan ruang keluarga, terdapat lambang Kesultanan Sambas dengan tulisan “Sultan van Sambas” dan angkatahun 15 Juli 1933. Angka tahun ini merupakan tanggal peresmian bangunan keraton. Di bagian dalam bangunan ini, pada kamar tidur Sultan tersimpan barang-barang khazanah Kesultanan Sambas, di antaranya tempat peraduan sultan, pakaian kebesaran, payung kesultanan, pedang, getar, puan, dan meja tulis Sultan. Pada bagian dinding terpampang gambar-gambar keluarga Sultan yang pernah memerintah Sambas.

Penulis : Bambang Budi Utomo

Diakses dari http://www.budpar.go.id/page.php?ic=543&id=463

Program 100 Hari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata


Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik, SE memaparkan program kerja 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II bidang Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di  Gedung DPR-RI Jakarta, Rabu (25/11).

Menbudpar Jero Wacik mengatakan, di bidang Sejarah dan Purbakala (Sepur) dalam waktu dekat akan diluncurkan buku Sejarah Kebudayaan Indonesia dan Arus Sejarah  Kebudayaan Indonesia serta  pengembangan Kawasan Sejarah Panglima Besar Jenderal Soedirman yang diharapkan terealisasi pada Januari 2010.

Di bidang Nilai Budaya, Seni dan Film (NBSF), menurut Menbudpar Jero Wacik,  akan dilaksanakan Festival Film Indonesia (FFI) 2009 pada Desember mendatang serta mengelar Festival Musik Sasando dengan memperebutkan Piala Presiden RI yang akan dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara itu di bidang pariwisata, terus menggecarkan upaya pencapaian target kunjungan wisman yang tahun 2009 ini sebesar 6,5 juta wisatawan mancegara (wisman) serta pergerakan 227 juta wisatawan nusantara (wisnus). Selain itu melanjutkan program promosi pariwisata yang dalam kurun waktu November 2009 hingga Januari 2010 lebih difokuskan pada enam  pasar utama pariwisata, yaitu Australia, China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan Singapura.

“Kita juga mendukung penyelenggaraan program Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) di dalam dan luar negeri pada  November-Desember 2009  berkordinasi dengan Deplu, pemerintah daerah dan asosiasi pariwisata,” katanya.

Sedangkan di bidang pengembangan destinasi pariwisata, akan melakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Destinasi Pariwisata di 104 desa yang  dilaksanakan pada Desember 2009 berkordinasi dengan pemerintah daerah.

Di bidang Sumber Daya Budpar, kata menteri, Depbudpar akan membentuk tim kajian untuk membahas Kawasan Strategis Nasional Borobudur dalam kaitannya dengan Keppres No.1 tahun 1992 tentang Pengelolaan Kawasan Borobudur dan Prambanan. “Kita juga akan melaksanakan sertifikasi terhadap 4.000 tenaga kerja bidang perhotelan, restoran dan Spa  dalam upaya meningkatkan daya saing SDM pariwisata,” katanya.

Rapat kerja pertama yang dipimpin Ketua Komisi X Prof. Dr.H.Mahyuddin,NS,SP.OG didahului acara perkenalan dengan 44 dari 48 anggota Komisi X  DPR periode 2009-2014 yang hadir dengan Menbudpar Jero Wacik dan para pejabat eselon satu Depbudpar. (Pusformas)

Sumber: http://www.budpar.go.id

Monumen SLG Kediri


Monumen Kediri ini terletak di tengah – tengah jalan Simpang Lima Gumul (SLG). Monumen ini masih dalam proses yang pada akhirnya sebagai kawasan pusat perdagangan Kabupaten Kediri dan menjadi ikon pariwisata Kabupaten Kediri. Obyek wisata menarik lainnya di Kabupaten Kediri adalah Gunung Kelud, Wisata Besuki, dan Puhsarang.
Desain monumen dan kawasan pusat perdagangan Simpang Lima Gumul adalah menyerupai Arch D’Triomphe di Perancis. Konon, bila megaproyek ini sempurna, untuk menuju monumen disediakan jalan bawah tanah.
Sarana yang tersedia di pusat perdagangan dan bisnis ini antara lain gedung pertemuan, pertokoan, suvenir, produk unggulan Kab. Kediri.

Berikut foto beberapa obyek wisata di kab. Kediri. Untuk melihat lebih dekat keadaan obyek wisata, baca tulisan secara detil pada website pemkab Kediri dengan klik tautan berikut:

Obyek Wisata Kab. Kediri

Monumen SLG | Patung Thothok Kerot | Candi Tegowangi (dekat Pare)

Makam Sri Aji Joyoboyo | Air Terjun Dolo

Masjid An Nur Pare | Candi Surowono (dekat Pare)