• Sedang Berkunjung

  • Statistik Kunjungan

    • 27.916.335 hits
  • Negara Pengunjung

    Flag Counter
  • Arsip Tulisan

  • Kategori

  • Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

    Bergabung dengan 8.377 pelanggan lain
  • Komentar Baru

    Kak Ichsan pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Asli Arpani pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Harvest Moon: Light… pada Lirik Lengkap Indonesia Raya (…
    andri pada Download Indeks Alquran 30 Juz…
    alex sutja pada Kalender: Nama Bulan Masehi, H…
    stevenz pada Lambang Nahdlatul Ulama (NU) d…
    Bahagia dengan Menci… pada Pemakaian Tanda Tanya (?) dan…
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Matsan Saga pada Partitur Paduan Suara Himne…
    ayu cahyani pada Lagu Pramuka: Kelana Rimb…
    Kak Ichsan pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    Subandi pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    ugick adjach pada Puisi: Aku (Chairil Anwar…
    Kak Ichsan pada Tujuan dan Manfaat NISN
  • RSS Partitur Piano

  • RSS Partitur Paduan Suara

  • RSS Partitur dan Kunci Gitar

  • MP3 Pilihan

  • Pintu Khusus

  • Cek Tagihan

  • RSS Lagu Daerah

  • RSS Sayembara

Fatwa (MUI) tentang Zakat Penghasilan


Berdasar pertimbangan bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan rutin seperti gaji pegawai/karyawan  atau  penghasilan  pejabat  negara, maupun  penghasilan  tidak  rutin  seperti dokter,  pengacara,  konsultan,  penceramah, dan  sejenisnya,  serta  penghasilan  yang diperoleh  dari  pekerjaan  bebas  lainnya, masih  sering  ditanyakan  oleh  umat  Islam Indonesia, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa Nomor 3 Tahun 2003 tanggal 06  R. Akhir 1424 H/07  Juni  2003 M tentang Zakat Penghasilan.

Dalam fatwa ini, MUI mendasarkan pada petunjuk dalam Alquran juga hadits nabi sbb:

  1. “Hai  orang  yang  beriman!  Nafkahkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari  bumi  untuk  kamu …”  (QS. Al-Baqarah [2]: 267).
  2. “… Dan mereka bertanya kepada apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan’…” (QS. al-Baqarah [2]: 219).
  3. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan  zakat  itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka…”  (QS.  al-Taubah  [9]: 103).
  4. “Diriwayatkan  secara  marfu’  hadis Ibn  Umar,  dari  Nabi  s.a.w.,  beliau bersabda,  ‘Tidak  ada  zakat  pada harta  sampai  berputar  satu  tahun’.” (HR.)
  5. “Dari  Abu Hurairah  r.a.,  Rasulullah SAW  bersabda:  ‘Tidak  ada  zakat atas  orang  muslim  terhadap hamba  sahaya  dan  kudanya’.  (HR. Muslim).  Imam  Nawawi  berkata: “Hadis  ini  adalah  dalil  bahwa  harta qinyah  (harta  yang  digunakan  untuk keperluan  pemakaian,  bukan  untuk dikembangkan)  tidak  dikenakan zakat.”
  6. “Dari Hakim bin Hizam r.a., dari Nabi SAW, beliau bersabda: ‘Tangan atas lebih  baik  daripada  tangan  bawah. Mulailah  (dalam  membelanjakan harta)  dengan  orang  yang  menjadi tanggung  jawabmu.  Sedekah  paling baik  adalah  yang  dikeluarkan dari  kelebihan  kebutuhan.  Barang siapa  berusaha  menjaga  diri  (dari keburukan), Allah akan menjaganya. Barang  siapa  berusaha  mencukupi diri,  Allah  akan  memberinya kecukupan’.” (HR. Bukhari)
  7. “Dari  Abu Hurairah  r.a.,  Rasulullah SAW  bersabda:  ‘Sedekah  hanyalah dikeluarkan  dari  kelebihan/kebutu-han.  Tangan  atas  lebih  baik  daripa-da  tangan  bawah.  Mulailah  (dalam membelanjakan harta) dengan orang yang  menjadi  tanggung  jawabmu” (HR. Ahmad)

Ada 4 hal yang ditetapkan dalam fatwa ini:

1. Ketentuan Umum

Dalam  Fatwa  ini,  yang  dimaksud  dengan “penghasilan”  adalah  setiap  pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa, dan lain-lain  yang  diperoleh  dengan  cara  halal,  baik rutin  seperti  pejabat  negara,  pegawai  atau karyawan, maupub tidak rutin seperti dokter, pengacara,  konsultan,  dan  sejenisnya,  serta pendapatan  yang  diperoleh  dari  pekerjaan bebas lainnya.

2. Hukum

Semua  bentuk  penghasilan  halal  wajib dikeluarkan zakatnya  dengan  syarat  telah mencapai  nishab  dalam  satu  tahun,  yakni senilai emas 85 gram.

3. Kadar Zakat

Kadar zakat penghasilan adalah 2,5 %.

4. Waktu Pengeluaran Zakat

(1). Zakat  penghasilan  dapat  dikeluarkan pada  saat  menerima  jika  sudah  cukup nishab.

(2). Jika tidak mencapai nishab, maka semua penghasilan  dikumpulkan  selama  satu tahun; kemudian  zakat dikeluarkan  jika penghasilan  bersihnya  sudah  cukup nishab.

Dokumen untuk diunduh:

Fatwa-MUI-No 3/2003 tentang Zakat-Penghasilan

Tulisan terkait:

Kalkulkator untuk Menghitung Zakat Gaji/Profesi

Satu Tanggapan

  1. dari total semua gaji itu di potong kewajiban gak?
    misalkan orang yang gajinya 5 jt perbulan tapi punya banyak tanggungan, gmna?

    Kak Ichsan:
    Nama penghasilan bersih adalah setelah dikurangi kewajiban/tanggungan.

    Suka

Tinggalkan komentar