• Sedang Berkunjung

  • Statistik Kunjungan

    • 27.915.875 hits
  • Negara Pengunjung

    Flag Counter
  • Arsip Tulisan

  • Kategori

  • Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

    Bergabung dengan 8.377 pelanggan lain
  • Komentar Baru

    Kak Ichsan pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Asli Arpani pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Harvest Moon: Light… pada Lirik Lengkap Indonesia Raya (…
    andri pada Download Indeks Alquran 30 Juz…
    alex sutja pada Kalender: Nama Bulan Masehi, H…
    stevenz pada Lambang Nahdlatul Ulama (NU) d…
    Bahagia dengan Menci… pada Pemakaian Tanda Tanya (?) dan…
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Matsan Saga pada Partitur Paduan Suara Himne…
    ayu cahyani pada Lagu Pramuka: Kelana Rimb…
    Kak Ichsan pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    Subandi pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    ugick adjach pada Puisi: Aku (Chairil Anwar…
    Kak Ichsan pada Tujuan dan Manfaat NISN
  • RSS Partitur Piano

  • RSS Partitur Paduan Suara

  • RSS Partitur dan Kunci Gitar

  • MP3 Pilihan

  • Pintu Khusus

  • Cek Tagihan

  • RSS Lagu Daerah

  • RSS Sayembara

Berbahasa Indonesia dengan Sisipan Bahasa daerah


Ungkapan “saya ucapkan sugeng rawuh . . ., silakan dhahar seadanya” sering kita dengar dalam pertemuan tertentu. Maksud ungkapan ini, sudah jelas, untuk memberi penghormatan. Padahal, dalam bahasa Indonesia tidak dikenal strata seperti dalam bahasa daerah (Jawa). Tahun 1982, pada acara temu muka Guru dan Pembina Bahasa Indonesia pernah dibahas dan memunculkan rumusan bahwa (pengucapan) bahasa yang baik adalah  (ucapan) bahasa Indonesia yang tidak memperlihatkan warna (ucapan) bahasa daerah. Pada kesempatan lain, Sutan Takdir Alisjahbana menegaskan “mengganti kata Indonesia yang sudah ada dengan bahasa daerah tak ada gunanya dan hanya akan mengacaukan bahasa Indonesia.
Berikut beberapa contoh ungkapan berbahasa Indonesia dengan warna bahasa daerah yang seharusnya kita hindari.
Saya ucapkan sugeng rawuh kepada Bapak Bupati.
Silakan dhahar seadanya.
Mari kita dengarkan dhawuh-dhawuh beliau.

Penuturan yang benar sesuai kaidah bahasa Indonesia
Saya ucapkan selamat datang kepada Bapak Bupati.
Silakan makan seadanya.
Mari kita dengarkan petunjuk-petunjuk beliau.

Tinggalkan komentar