• Sedang Berkunjung

  • Statistik Kunjungan

    • 27.916.335 hits
  • Negara Pengunjung

    Flag Counter
  • Arsip Tulisan

  • Kategori

  • Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

    Bergabung dengan 8.377 pelanggan lain
  • Komentar Baru

    Kak Ichsan pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Asli Arpani pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Harvest Moon: Light… pada Lirik Lengkap Indonesia Raya (…
    andri pada Download Indeks Alquran 30 Juz…
    alex sutja pada Kalender: Nama Bulan Masehi, H…
    stevenz pada Lambang Nahdlatul Ulama (NU) d…
    Bahagia dengan Menci… pada Pemakaian Tanda Tanya (?) dan…
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Matsan Saga pada Partitur Paduan Suara Himne…
    ayu cahyani pada Lagu Pramuka: Kelana Rimb…
    Kak Ichsan pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    Subandi pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    ugick adjach pada Puisi: Aku (Chairil Anwar…
    Kak Ichsan pada Tujuan dan Manfaat NISN
  • RSS Partitur Piano

  • RSS Partitur Paduan Suara

  • RSS Partitur dan Kunci Gitar

  • MP3 Pilihan

  • Pintu Khusus

  • Cek Tagihan

  • RSS Lagu Daerah

  • RSS Sayembara

Fastabikhul Khairat


Fastabikhul khairat maknanya “berlomba-lombalah dalam kebaikan.” Dalam surat Al Baqarah, ayat 148, Allah secara jelas dan tegas memerintahkan … melakukan amal shalih ini. Terjemahan ayat tersebut, “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

Apa yang terkandung dari perintah “fastabikhul khairat”? Kebaikan yang dimaksud sudah pasti adalah perbuatan yang mendapat ridla dari Allah SWT. Untuk itu, makna yang terkandung dari “fastabikhul khairat” harus kita pahami untuk tujuan amal shalih, yakni antara lain:

1. Dalam beramal shalih jangan tanggung, sempurnakan dengan amalan- amalan yang lain. Bila melaksanakan ibadah fardlu, misalnya puasa, sebaiknya tidak hanya mencegah makan-minum dan menghindari perbuatan yang dapat membatalkan puasa saja. Tetapi, puasa akan lebih bermutu bila juga melakukan amal shalih yang lain, seperti tadarus, berinfaq, bershadaqah. Demikian juga dalam melaksanakan shalat fardlu, pahala ibadah akan lebih sempurna bila dilaksanakan secara berjamaah, juga mengamalkan shalat rawatib, berdzikir, dsb.

2. Manfaatkan kesempatan karena kesempatan hanya datang sekali. Penyesalan datangnya pasti di kemudian hari. Inilah kerugian akibat tidak memanfaatkan kesempatan yang ada. Maka, siapa pun yang memiliki kesempatan, “berlomba-lombalah dalam kebaiakan.” Misalnya, memiliki kesempatan yang lapang datang ke masjid, maka akan memiliki kesempatan shalat tahiyatal masjid, shalat sunat, berzikir.

3. Motivasi perbuatan adalah karena Allah semata. Manusia adalah makhluk yang dlaif (lemah). Oleh karena itu, godaan dunia dapat membuat “tebal-tipis” keimanan. Orang puasa ada yang malas bangun tengah malam untuk melakukan makan sahur karena merasa tetap bugar bekerja esok hari meski tanpa sahur. Tapi, bila menyadari (memiliki motivasi) bahwa makan sahur merupakan anjuran dan berpahala maka akan melaksanakan makan sahur dengan ringan dan gembira. Rasulullah SAW mengingatkan, “bersahurlah kamu karena di dalam sahur ada barokah”.

4. Mengingatkan makna hidup Dalam surat Adz Dzariat, ayat 56 Allah SWT berfirman “Dan Aku tidak meciptakan jin dan manusia kecuali supaya (mereka) menyembah-Ku”. Allah juga menegaskan, “Setiap jiwa akan merasakan mati, kemudian kepada Kami kamu sekalian akan dikembalikan”(QS Al Ankabut: 57). Karena pasti mengalami mati dan kemudian menjalani kehidupan yang kekal maka manusia harus memiliki bekal yang cukup, yaitu bekal pahala dari amal yang diridlai oleh Allah SWT. Berapa lama jatah hidup di dunia? Karena manusia tidak mengetahui maka yang harus dilakukan adalah beramal shalih terus-menerus sampai ajal menjemput. Allah SWT mengingatkan, “Barang siapa beramal shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa berbuat jahat, maka (dosanya) menimpa dirinya sendiri. Dan sekali-kali tidaklah Tuhanmu menganiaya (merugikan) hamba-hambaNya” (QS Fushilat: 46)
Jadi, karena hidup adalah untuk beribadah maka manusia harus berlomba- lomba dalam kebaikan agar tidak rugi di akhirat nanti.

Satu Tanggapan

  1. Alhamdulillah. Insya Allah berguna pak.
    Saya Oktarora, masih belajar memperdalam Islam. Nohon bantuan anda.
    Terimakasih.

    Suka

Tinggalkan komentar