• Sedang Berkunjung

  • Statistik Kunjungan

    • 27.909.379 hits
  • Negara Pengunjung

    Flag Counter
  • Arsip Tulisan

  • Kategori

  • Enter your email address to follow this blog and receive notifications of new posts by email.

    Bergabung dengan 8.377 pelanggan lain
  • Komentar Baru

    Kak Ichsan pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Asli Arpani pada Gratis, Buku Husein Mutahar da…
    Harvest Moon: Light… pada Lirik Lengkap Indonesia Raya (…
    andri pada Download Indeks Alquran 30 Juz…
    alex sutja pada Kalender: Nama Bulan Masehi, H…
    stevenz pada Lambang Nahdlatul Ulama (NU) d…
    Bahagia dengan Menci… pada Pemakaian Tanda Tanya (?) dan…
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Dr.Prabowo Endropran… pada Syair Lagu Mars PGRI
    Matsan Saga pada Partitur Paduan Suara Himne…
    ayu cahyani pada Lagu Pramuka: Kelana Rimb…
    Kak Ichsan pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    Subandi pada Melihat Nilai Akreditasi Sekol…
    ugick adjach pada Puisi: Aku (Chairil Anwar…
    Kak Ichsan pada Tujuan dan Manfaat NISN
  • RSS Partitur Piano

  • RSS Partitur Paduan Suara

  • RSS Partitur dan Kunci Gitar

  • MP3 Pilihan

  • Pintu Khusus

  • Cek Tagihan

  • RSS Lagu Daerah

  • RSS Sayembara

Penulisan Kata Depan di, ke dan dari


Ketentuan penulisan kata telah diatur berdasarkan Keputusan Mendikbud, Nomor 0543a/U1987, tanggal 9 September 1987.

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

Misalnya :
Adiknya pergi ke luar negeri.
Bermalam sajalah di sini.
Ke mana saja ia selama ini?
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Kain itu terletak di dalam lemari.

Contoh penggunaan yang ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti:
(di dan ke ditulis serangkai dalam fungsi sebagai imbuhan)
Ia keluar sebentar.
Si Ahmad lebih jujur daripada si Polan.
Kuenya sudah dimakan adik.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Paman kehujanan sehingga sakit.

5 Tanggapan

  1. saya setuju sekali dengan jawaban di atas bahwa kata ‘di’ mempunyai fungsi sebagai kata depan dan kata imbuhan. beberapa waktu lalu saya berdebat mengenai hal ini bahwa kata depan ‘di’ dan ‘ke’ yang diikuti tempat harus dipisah. tapi rupanya teman saya tidak setuju. akhirnya saya hanya tersenyum agar tidak dikatakan menggurui.

    Suka

  2. ada buku yang menulis bahwa di bawah dan di atas itu ditulis terpisah ada juga yang serangkai. yang betul itu yang mana

    Kak Ichsan:
    “di” memiliki fungsi sebagai imbuhan dan kata depan.
    > “di” sebagai kata depan (menunjukkan tempat) ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya. Contoh: di meja, di depan, buku di atas almari, buku di bawah meja, di dalam, di luar.
    > “di” sebagai imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Contoh: dibuang, dibiarkan, dimakan, dibawa.

    Suka

  3. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,………

    Aneh, anjuran yang di berikan adalah penulisan di terpisah dari kata yang mengikutinya. Tetapi mengapa kata di pada kata “ditulis” diatas masih bergabung dengan kata yang mengikutinya?

    Kak Ichsan:
    Di pada “ditulis” berfungsi sebagai imbuhan, bukan kata depan sehingga penulisannya serangkai.
    Termasuk tulisan komentar Anda: . . . di berikan . . ., seharusnya ditulis serangkai “diberikan”.
    Jadi, “di” sebagai kata depan, penulisannya dipisah dengan kata yang mengikuti sedang “di” sebagai imbuhan, penulisannya adalah serangkai dengan kata yang mengikutinya.

    Suka

    • untuk penulisan surat lamaran misalnya : yang bertanda tangan di bawah ini….itu terpisah atau disambung?

      Kak Ichsan:
      Kata di pada kalimat “yang bertanda tangan di bawah ini” merupakan kata depan sehingga penulisannya dipisah dengan kata berikutnya.

      Suka

Tinggalkan komentar